-

Jumat, 02 Juli 2021

Tugas Mengenal Kebudayaan Dikpus KAT ITB 2021

Nama           : Thoriq Waldri

NIM              : 16720263

Jurusan        : Teknik Fisika Angkatan 2020

Kelompok     : 21

Budaya merupakan suatu hal yang paling berharga dalam sebuah masyarakat. Apalagi Indonesia sendiri memiliki beragam suku dan bangsa, sehingga budaya di setiap daerah juga memiliki perbedaan dan keunikan masing-masing. Di daerah aku sendiri, tepatnya di Provinsi Riau terdapat budaya-budaya yang bervariasi dan unik. Salah satunya yaitu upacara “Tepuk Tepung Tawar”.

Upacara Tepuk Tepung Tawar adalah sebuah tradisi yang diturunkan oleh raja-raja terdahulu. Sebenarnya, tradisi ini diadopsi dari ritual agama Hindu yang sudah lebih dahulu dianut masyarakat Indonesia. Ketika para pedagang dari Gujarat dan Hadralmaut membawa ajaran Islam ke kawasan Riau sekitar abad ke-7 masehi, akibatnya tradisi inipun membaur dengan ajaran Islam, sehingga yang awalnya upacara ini ditujukan sebagai bentuk pemujaan dewa-dewa diubah menjadi bernuansa islami.

Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur seorang hamba kepada Tuhannya atas terkabulnya keinginan hamba tersebut. Selain itu, secara simbolis upacara ini bermakna sebagai bentuk permohonan keselamatan atau penolak dari segala macam penyakit dan bala. Biasanya ini dilakukan pada saat pengangkatan jabatan, menempati rumah baru, mengendarai kendaraan baru, khitanan, serta terkhususnya saat acara pernikahan. Berdasarkan makna upacara Tepuk Tepung Tawar bagi masyarakat Melayu ada pepatah mengungkapkan “Kalau buat keje nikah kawin, kalau belum melaksanakan acara tepuk tepung tawar (dalam bahasa melayu: ketik tepung tawo) belum sah (afdhal) acara yang dilaksanakan”.

Sebelum prosesinya dimulai, diperlukan bahan-bahan yang masing-masing memiliki makna simbolis, seperti beras kunyit (kemuliaan), beras basuh (kesucian), bedak lengir (kesabaran), beretih (kecermatan), dan air wangi (keharuman nama). Kemudian prosesi dimulai dengan mengambil sejemput beras kunyit, beras putih dan beretih lalu ditaburkan melewati atas kepala, kebahu kanan dan kiri orang yang ditepuk tepung tawarkan. Setelah itu, percikan air ke dahi, bahu kanan dan kiri, lalu di belakang telapak tangan kanan dan kiri. Di dalam prosesi diisi dengan pembacaan doa-doa di dalam Islam. 


1.    Tatanan

Untuk tatanannya, dapat dilihat dari sistematika pelaksanaan upacara tersebut. Upacara ini dilakukan dengan prosesi yang sangat sakral dan dilakukan pada acara-acara tertentu, terkhususus pada saat acara pernikahan. Bahan-bahan yang diperlukan dalam upacara ini, memiliki makna-makna penting dalam kehidupan. Prosesi penepukan harus dilakukan oleh tokoh agama masyarakat setempat, karena di dalam prosesinya terdapat pembacaan doa-doa.

2.    Tuntunan

Untuk tuntunannya, dapat dilihat dari nilai dan tujuan dari upacara ini dilaksanankan. Tujuannya yaitu sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan atas hajat yang terkabulkan dan sebagai bentuk permohonan keselamatan.

3.    Tontonan

Untuk tontonannya, kita bisa lihat langsung bagaimana upacaranya berlangsung. Terutama bagi orang-orang di luar Riau mungkin akan tertarik ingin melihat upacara ini, karena cukup unik.

 

Referensi :

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/tepung-tawar-riau-tradisi-wujud-rasa-syukur-masyarakat-melayu/


https://kumparan.com/kepripedia/tradisi-tepuk-tepung-tawar-di-kepri-simbol-permohonan-keselamatan-1sz3VpRwHEV


#Mengbudaya

#KATITB2021

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar