Nama : Thoriq Waldri
NIM : 16720263
Jurusan : Teknik Fisika Angkatan 2020
Kelompok : 21
Budaya
merupakan suatu hal yang paling berharga dalam sebuah masyarakat. Apalagi
Indonesia sendiri memiliki beragam suku dan bangsa, sehingga budaya di setiap
daerah juga memiliki perbedaan dan keunikan masing-masing. Di daerah aku
sendiri, tepatnya di Provinsi Riau terdapat budaya-budaya yang bervariasi dan
unik. Salah satunya yaitu upacara “Tepuk Tepung Tawar”.
Upacara
Tepuk Tepung Tawar adalah sebuah tradisi yang diturunkan oleh raja-raja
terdahulu. Sebenarnya, tradisi ini diadopsi dari
ritual agama Hindu yang sudah lebih dahulu dianut masyarakat Indonesia. Ketika
para pedagang dari Gujarat dan Hadralmaut membawa ajaran Islam ke kawasan Riau sekitar
abad ke-7 masehi, akibatnya tradisi inipun membaur dengan ajaran Islam,
sehingga yang awalnya upacara ini ditujukan sebagai bentuk pemujaan dewa-dewa
diubah menjadi bernuansa islami.
Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur seorang hamba kepada
Tuhannya atas terkabulnya keinginan hamba tersebut. Selain itu, secara simbolis
upacara ini bermakna sebagai bentuk permohonan keselamatan atau penolak dari segala
macam penyakit dan bala. Biasanya ini dilakukan pada saat pengangkatan
jabatan, menempati rumah baru, mengendarai kendaraan baru, khitanan, serta
terkhususnya saat acara pernikahan. Berdasarkan makna upacara Tepuk Tepung Tawar
bagi masyarakat Melayu ada pepatah mengungkapkan “Kalau buat keje nikah kawin,
kalau belum melaksanakan acara tepuk tepung tawar (dalam bahasa melayu: ketik
tepung tawo) belum sah (afdhal) acara yang dilaksanakan”.
Sebelum prosesinya dimulai, diperlukan bahan-bahan yang
masing-masing memiliki makna simbolis, seperti beras kunyit (kemuliaan), beras
basuh (kesucian), bedak lengir (kesabaran), beretih (kecermatan), dan air wangi
(keharuman nama). Kemudian prosesi dimulai dengan mengambil sejemput beras
kunyit, beras putih dan beretih lalu ditaburkan melewati atas kepala, kebahu
kanan dan kiri orang yang ditepuk tepung tawarkan. Setelah itu, percikan air ke
dahi, bahu kanan dan kiri, lalu di belakang telapak tangan kanan dan kiri. Di
dalam prosesi diisi dengan pembacaan doa-doa di dalam Islam.
1. Tatanan
Untuk tatanannya, dapat
dilihat dari sistematika pelaksanaan upacara tersebut. Upacara ini dilakukan
dengan prosesi yang sangat sakral dan dilakukan pada acara-acara tertentu,
terkhususus pada saat acara pernikahan. Bahan-bahan yang diperlukan dalam upacara
ini, memiliki makna-makna penting dalam kehidupan. Prosesi penepukan harus
dilakukan oleh tokoh agama masyarakat setempat, karena di dalam prosesinya terdapat
pembacaan doa-doa.
2. Tuntunan
Untuk tuntunannya, dapat
dilihat dari nilai dan tujuan dari upacara ini dilaksanankan. Tujuannya yaitu
sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan atas hajat yang terkabulkan dan sebagai
bentuk permohonan keselamatan.
3. Tontonan
Untuk tontonannya, kita
bisa lihat langsung bagaimana upacaranya berlangsung. Terutama bagi orang-orang
di luar Riau mungkin akan tertarik ingin melihat upacara ini, karena cukup
unik.
Referensi :
#Mengbudaya
#KATITB2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar